Thursday, October 21, 2010

teman".. jangan lupa ya mid farmasi masyarakat
MIDnya sepertinya hari kamis,, tgl 28 Oktober 2010..
terus tempatnya mungkin di 2.7

Met belajar ya,,moga kita semua sukses..amin..^^
BAHAN MID DOWNLOAD DISINI

Monday, October 18, 2010

Teman-teman..bagi yg males copy di arraudah,, file kuliah farmasi masyarakat bisa di dunlud di sini ya..


jangan lupa tugas ditulis di kertas folio dan dikumpulkan hari kamis (21/10/10)..
untuk kelompok 1 & 2 ngerjain no.1
kelompok 3 & 4 ngerjain no.2
kelompok 5 & 6 ngerjain no.3
kelompok 7 & 8 ngerjain no.4

Sunday, October 3, 2010

Aku ini Novia..



Sering orang bertanya, kenapa nama ku NOVIA VALENTINA, padahal tanggal lahirku..
eng ing eng.. November 1st, 1989.. hahahhaa..
Jawaban simpel.. cz bokapku fansnya Valentino Rossi.. *loh?
hahaha.. that's joke..

Well, sekarang aq sudah bekerja di salah satu BUMN yang bergerak di bidang farmasi..:)
akhirnya cita-citaku menjadi apoteker terkabul.. alhamdulillah..


Saturday, October 2, 2010



Salah satu tugas mata kuliah jg ne,, tpatnya farmakokinetika.. Ampoooonnn.. mata kul ini yg bikin nilai jadi ga sedep dipandang.. susahnya naudzubillah.. Mangstab gan.. Sekedar sharing aja nih.. cekidot..

FIRST-PASS EFFECT
Untuk beberapa obat rute pemakaian mempengaruhi kecepatan metabolismenya. Sebagai contoh, obat yang diberikan parenteral, transdermal, atau inhalasi akan mempunyai kemungkinan untuk terdistribusi dalam tubuh sebelum dimetabolisme oleh hati. Sebaliknya, obat-obat yang diberikan secara oral diabsorpsi secara normal dalam duodenal dari usus halus dan ditranspor melalui pembuluh mesenterika menuju vena porta hepatik dan kemudian ke hati sebelum ke sirkulasi sistemik. Obat-obat yang dimetabolisme dalam jumlah besar oleh hati atau oleh sel-sel mukosa usus halus menunjukkan availabilitas sistemik yang jelek jika diberikan secara oral. Metabolisme secara cepat dari obat-obat yang diberikan secara oral sebelum mencapai sirkulasi umum
disebut “first pass effects” atau eliminasi presistemik (Shargel & Yu, 2005).



PETUNJUK ADANYA “FIRST-PASS EFFECTS”
Terjadinya “First-pass effect” dapat diduga apabila terdapat berkurangnya jumlah senyawa induk atau obat utuh dalam sirkulasi sistemik sesudah pemberian oral. Dalam hal demikian AUC untuk obatt-obat yang diberikan secara oral lebih kecil dari AUC obat yang sama yang diberikan secara IV. Dari percobaan pada binatang “First-pass effect” dianggap terjadi jika obat utuh didapat dalam kanul vena porta hepatik tetapi tidak terdapat dalm sirkulasi umum (Shargel & Yu, 2005).
Dengan menganggap obat stabil secara kimia dalam saluran cerna, dan obat diberikan secara oral dalam bentuk larutan untuk memastikan absorpsi sempurna maka area dibawah kurva konsentrasi obat dalam plasma (AUC) harus sama dengan AUC bila obat dengan dosis yang sama diberikan secara intravena. Oleh karena itu pengujian bioavailabilitas absolut, F, dapat menunjukkan hilangnya obat oleh hati karena terjadinya “first-pass effects”.
[AUC]0oral
F =
[AUC]0IV
Untuk obat-obat yang mengalami “first-pass effects”, [AUC]0 oral lebih kecil dibanding [AUC]0IV dan F kurang dari 1. Obat seperti isoproterenol atau nitrogliserin akan mempunyai nilai F kurang dari 1, oleh karena ini mangalami “first-pass effects” yang bermakna (Shargel & Yu, 2005).


Perbekalan kesehatan rumah tangga adalah alat, bahan, atau campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan untuk manusia, hewan pemeliharaan, rumah tangga dan tempat-tempat umum.
Contoh :

Untuk alat kesehatan yang berupa perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), misalnya:
ü Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan.
a. Kapas kecantikan.
b. Toilet article tissue.
c. Sabun cuci batangan, sabun cuci cream, detergent sabun cair.
d. Pembersih alat rumah tangga, seperti pembersih kamar mandi, pembersih kaca, dan lainnya.
e. Alat perawat bayi, seperti botol susu dot, alat sterilisasi, teething ring, dan alat perawat bayi lainnya.
ü Pemutih Cucian
Pemutih cucian tidak boleh diiklankan seolah-olah hasil penggunaannya menjadi bebas kuman sama sekali.
ü Pembersih Lantai
Pembersih lantai tidak boleh diiklankan seolah-olah menghasilkan lantai bebas kuman dan aman.
ü Antiseptika dan Desinfektan
a. Antiseptika dan desinfektan tidak boleh diiklankan seolah-olah setelah penggunaan dimaksud hasilnya dijamin telah bebas kuman.
b. Antiseptika dan desinfektan tidak boleh menganjurkan penggunaan yang berlebihan.
c. Antiseptika dan desinfektan tidak boleh diiklankan sebagai lysol dan atau kreolin bila tidak memenuhi persyaratan yang berlaku.
ü Pestisida Rumah Tangga (termasuk Insektisida)
a. Iklan pestisida Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan ketentuan periklanan Pestisida dari Departemen Pertanian Republik Indonesia
b. Pestisida Rumah Tangga tidak boleh diiklankan dengan menyebutkan kata-kata "aman", tidak berbahaya" atau kata-kata lain yang semakna yang dapat ditafsirkan salah terhadap keamanannya.
c. Pestisida Rumah Tangga tidak boleh diiklanlan dengan menyebutkan kata "ampuh" atau kata lain yang semakna yang dapat ditafsirkan berlebihan terhadap kegunaannya.
d. Pestisida Rumah Tangga tidak boleh diiklankan dengan menyebutkan dan atau menggambarkan penggunaannya selain yang disetujui Departemen Pertanian RI.
Contoh : Pembasmi Serangga
e. Pestisida Rumah Tangga tidak boleh diiklankan seperti produk Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga lain sehingga dapat ditafsirkan salah terhadap keamanannya.
Contoh :
- Pestisida Rumah Tangga bentuk aerosol diiklankan sebagai Air Freshener.
- Anti nyamuk (insect repellent) diiklankan dapat menghaluskan kulit.
ü Iklan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga tertentu seperti sediaan antiseptika/desinfektan, pestisida rumah tangga, pemutih cucian dan pembersih tertentu harus disertai spot: " IKUTI PETUNJUK PEMAKAIAN, PERINGATAN, DAN CARA PENANGGULANGAN BILA TERJADI KECELAKAAN.”
Untuk alat kesehatan yang bukan PKRT, misalnya:
  1. Alat perawatan yang dipakai di salon kecantikan.
    1. Pengeriting rambut
    2. Masator
    3. Vibrator
    4. Pnemopator
    5. Frimator
    6. Alat lainnya.
  1. Wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, ke rot tutup botol infus.
  2. Peralatan obstetrik.
  3. Peralatan anestesiologi.
  4. Peralatan dan perlengkapan kedokteran.
  5. Peralatan gigi.
  6. Peralatan dan perlengkapan telinga, hidung, tenggorokan.
  7. Peralatan rumah sakit.
  8. Peralatan kimia.
  9. Peralatan hematologi, patologi, ortopedi.
  10. Peralatan rehabilitasi.
  11. Peralatan bedah umum dan bedah plastik.
  12. Peralatan kardiologi, neurologi, gastro-enterologi, dan urologi.
  13. Peralatan radiologi.


Wednesday, June 9, 2010


-->
Jerawat sering muncul dan keberadaannya seringkali mengganggu penampilan seseorang. Jerawat atau dalam bahasa ilmiahnya acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi dan memengaruhi 85-100% orang pada suatu saat selama hidupnya. Cirinya berupa papula folikuler noninflamasi (noninflammatory follicular papules) atau komedo (comedones) dan nodul, pustula, dan papula radang dalam bentuk yang lebih berat. Acne vulgaris memengaruhi daerah kulit yang memiliki banyak folikel sebaceous (kelenjar minyak), seperti wajah, dada bagian atas, dan punggung. Sebenarnya ada beberapa bentuk acne (jerawat), misalnya Acne Conglobata, Acne Fulminans, Acne Keloidalis Nuchae, dan Acneiform Eruptions.

Jerawat adalah suatu kondisi abnormal pada kulit yang diakibatkan oleh gangguan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya penyumbatan pada saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Peradangan pada kulit terjadi apabila kelenjar minyak memproduksi sebum (minyak kulit) secara berlebihan sehingga terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak dan pembentukan komedo (whiteheads), serta seborhoea. Pada saat sumbatan membesar, komedo akan terbuka (blackheads) sehingga terjadi interaksi dengan bakteri jerawat.
Acne vulgaris dapat muncul pada minggu-minggu dan bulan-bulan pertama kehidupan saat bayi baru lahir (newborn) masih dipengaruhi oleh hormon ibunya dan saat androgen-producing portion dari kelenjar adrenal tak sebanding kadarnya. Jerawat di masa bayi ini (neonatal acne) dapat menghilang secara spontan. Jerawat di masa remaja biasanya muncul di masa pubertas, saat kelenjar adrenal mulai memproduksi dan melepaskan lebih banyak hormon androgen. Jerawat tidak terbatas hanya pada usia remaja. Dua belas persen wanita dan lima persen pria pada usia 25 tahun memiliki problem jerawat. Setelah usia 45 tahun, sejumlah 5% baik pria maupun wanita masih memiliki problem jerawat. Menurut Wolff K., dkk (2007), akne umumnya terjadi pada usia pubertas 10 hingga 17 tahun pada wanita, 14 hingga 19 tahun pada pria. Dapat juga muncul pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun.
Terdapat empat faktor utama yang bertanggung jawab pada perkembangan lesi akne yaitu hperproliferasi epidermis folikuler dengan subsequent plugging of
the follicle
; kelebihan sebum (sekresi minyak dari kelenjar sebaceous; dengan keringat/perspiration, sebum membasahi atau melembabkan dan melindungi kulit); keberadaan dan aktivitas dari Propionibacterium acnes; Proses radang (inflammation).
Follicular epidermal hyperproliferation adalah peristiwa yang pertama kali dikenal di dalam perkembangan akne. Penyebab yang mendasari (underlying cause) terjadinya hiperproliferasi ini belum diketahui. Sampai sekarang, ada tiga hipotesis yang dipertimbangkan untuk menjelaskan mengapa epitel folikuler menjadi hyperproliferative pada orang yang berjerawat. Pertama, hormon androgen terkait sebagai pemicu awal (initial trigger). Komedo, lesi klinis sebagai hasil dari follicular plugging, mulai muncul sekitar adrenarche pada orang yang berjerawat. Derajat akne komedo pada wanita sebelum masa pubertas (prepubertal) berhubungan dengan kadar adrenal androgen dehydroepiandrosterone sulfate (DHEA-S) yang bersikulasi. Tambahan pula, reseptor hormon androgen ada di bagian atau komponen folikel dimana komedo terbentuk; seseorang dengan reseptor androgen yang tidak berfungsi (malfunctioning) tidak akan muncul jerawatnya.
Kedua, perubahan komposisi lemak juga berperan dalam perkembangan jerawat. Orang yang berjerawat seringkali memiliki produksi sebum yang berlebihan dan kulit yang berminyak. Sebum yang berlebihan ini dapat mendilusi (mengencerkan) lemak epidermis yang normal sehingga dapat mengubah konsentrasi relatif dari berbagai lemak. Kadar asam linoleat (linoleic acid) terbukti rendah pada orang yang berjerawat, dan, menariknya, kadar ini menjadi normal setelah pemberian isotretinoin yang sukses. Penurunan relatif asam linoleat ini dapat menginisiasi (memicu) pembentukan komedo.
Ketiga, proses radang (inflammation) merupakan salah satu faktor yang dipercaya terlibat di dalam pembentukan komedo. Interleukin (IL)–1–alpha merupakan proinflammatory cytokine, yang digunakan pada contoh jaringan (tissue model) untuk menginduksi (memicu) follicular epidermal hyperproliferation dan pembentukan komedo. Meskipun proses radang tidak nyata secara mikroskopis atau klinis pada lesi awal jerawat, namun tetap memegang peranan yang sangat penting di dalam perkembangan acne vulgaris dan komedo (comedones).
Kelebihan sebum merupakan faktor penting lainnya di dalam perkembangan acne vulgaris. Ekskresi (pengeluaran) dan produksi sebum diatur oleh sejumlah hormon dan mediator yang berbeda. Hormon androgen, dalam keadaan tertentu, menaikkan produksi dan pengeluaran/pelepasan sebum.
Sebagian besar pria dan wanita dengan jerawat memiliki hormon androgen yang bersirkulasi dalam tubuh dengan kadar normal. Suatu end-organ hyperresponsiveness terhadap hormon androgen telah dipercaya sebagai hipotesis (hypothesized). Hormon androgen bukanlah satu-satunya regulator dari kelenjar sebaceous manusia. Banyak agen-agen lainnya, termasuk hormon pertumbuhan dan insulinlike growth factor, juga mengatur (regulate) kelenjar sebaceous dan juga berkontribusi pada perkembangan jerawat. P. acnes merupakan suatu organisme microaerophilic yang terdapat di banyak lesi jerawat. Meskipun, belum terbukti keberadaannya di lesi jerawat yang paling awal terjadi, microcomedo, keberadaannya pada lesi-lesi kemudian hampir dapat dipastikan. Keberadaan P. acnes menaikkan (promote) proses radang melalui berbagai mekanisme. P.acnes menstimulasi (merangsang) terjadinya radang dengan memproduksi mediator-mediator proinflammatory yang menyebar melalui dinding folikel.
Riset terbaru menunjukkan bahwa P.acnes mengaktifkan toll-like receptor 2 pada monosit dan neutrofil. Aktivasi toll-like receptor 2 kemudian memacu produksi multiple proinflammatory cytokines, termasuk IL-12, IL-8, dan tumor necrosis factor. Hipersensitivitas terhadap P acnes dapat juga menjelaskan mengapa beberapa orang mengalami jerawat disertai peradangan (inflammatory acne vulgaris) sementara yang lainnya tidak.
Peradangan dapat merupakan suatu fenomena primer atau sekunder. Sebagian besar bukti hingga kini menyarankan suatu respon peradangan sekunder terhadap P.acnes sebagaimana telah disebutkan di atas. Bagaimanapun juga, ekspresi IL-1-alpha telah teridentifikasi pada microcomedone, dan dapat berperan pada perkembangan jerawat.
Untuk mencegah timbulnya jerawat dapat dilakukan diet rendah lemak dan karbohidrat. Melakukan perawatan kulit (tidak hanya wajah) secara rutin dan
teratur, misalnya teratur mencuci muka setelah pulang dari bepergian. Hidup teratur dan seimbang, cukup istirahat, cukup olahraga, hindari stres. Penggunaan kosmetika secukupnya dan sewajarnya (baik jumlah/banyaknya dan lamanya). Menghindari polusi, debu, asap (rokok, pabrik, kendaraan bermotor, dll.), rokok, minuman keras, semua yang bercitarasa pedas, pemencetan jerawat yang dilakukan oleh bukan ahlinya.

Sunday, May 9, 2010

Penyakit adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan tubuh yang abnormal yang menyebabkan hilangnya kondisi normal yang sehat. Ditandai secara spesifik oleh gambaran yang jelas (sebab, tanda dan gejala, perubahan morfologi dan fungsi dsb). Abnormalitas dapat bentuknya atau fungsinya atu keduanya.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, lingkungan rekreasi, lingkungan kerja. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani. Masalah pemukiman sangat penting diperhatikan.
Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur.
Perilaku pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul di masyarakat. Gizi masyarakat yang sering menjadi topik pembicaraan kita kekurangan karbohidrat, kekurangan protein, kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi. Ada yang kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga kualitas kurang (Kwashiorkor). Sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi terutama terdapat pada anak-anak.
Industrialisasi pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak dengan segera ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri merupakan salah satu contoh lingkungan kerja. Walaupun seorang karyawan hanya menggunakan sepertiga dari waktu hariannya untuk melakukan pekerjaan di lingkungan industri, tetapi pemaparan dirinya di lingkungan itu memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan morbiditas, disabilitas dan mortalitas.
Dari studi yang pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of Occupational Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat karyawan yang bekerja di lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan kanker. Lebih dari 20.000.000 karyawan yang bekerja di lingkungan industri setiap harinya menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai resiko untuk menimbulkan kanker, penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain. Paling sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang terinduksi oleh dampak negatif lingkungan industri dan 100.000 kematian karena sebab okupasional dilaporkan setiap tahun.
Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga manusia. Peristiwa ini mulai dikenal dengan penemuan mesin uap oleh James Waat. Fase industri ini menimbulkan dampak yang sangat menyolok selain kemakmuran yang diperoleh juga eksploitasi tenaga kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan, penyakit, wabah.
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas CO2 disebabkan gas beracun besar konsentrasinya di dalam atmosfir seperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat sistemik penyebab adalah timah hitam, cadmium, flour, dan insektisida.
Pengaruh air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit malaria karena udara jelek dan tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa menyebabkan penyakit malaria. Dipandang dari segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.

Penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua faktor, yaitu:

a. Faktor ekstrinsik 

Yaitu penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat. Faktor-faktor ekstrinsik itu dapat berupa agen yang menular, trauma mekanis, zat-zat kimia yang beracun, radiasi, suhu yang ekstrem, masalah gizi dan ketegangan psikologis. Faktor ekstrinsik dapat dibagi 3 yaitu
Yang nyata dan hidup

Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit, berupa bakteri, virus rickettsia, jamur, protozoa, cacing, dan sebagainya
Yang nyata tak hidup
Zat-zat kimia: racun, asam atau alkali kuat, logam, dan sebagainya.
Trauma (ruda paksa)
- Trauma elektrik: kena arus listrik
- Trauma mekanik: terpukul, tertabrak
- Trauma thermik: terbakar
Makanan: kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin, atau kekurangan makanan secara keseluruhan (kelaparan).
Yang abstrak
Bidang ekonomi: kemiskinan.
Bidang sosial: sifat antisosial. Sifat antisosial adalah sifat orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga seringkali melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat. Orang demikian biasanya dibenci masyarakat.
Bidang mental (kejiwaan): kesusahan, rasa cemas, dan rasa takut.
Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, lingkungan rekreasi, lingkungan kerja. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.

b. Faktor intrinsik

Yaitu penyebab penyakit yang terdapat di dalam tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat, misalnya umur, jenis kelamin, kelainan-kelainan yang didapat dalam penyakit sebelumnya, keadaan genetik. Penyebab penyakit faktor intrinsik terdiri atas kompleks sifat seseorang yang dasarnya sudah ditentukan sejak lahir, yang memudahkan timbulnya penyakit-penyakit tertentu. Yang termasuk ke dalam faktor-faktor ini adalah sebagai berikut.
Habitus (perawakan) misalnya habitus asthenicus yaitu perawakan yang tinggi, kurus, dan berdada sempit dikatakan mudah terserang penyakit tuberculosa.
Penyakit-penyakit turunan, misalnya asthma, buta warna, haemophili.
Faktor usia: daya tahan tubuh pada bayi, anak-anak, orang dewasa, dan pada usia lanjut berbeda-beda.


Kaitan antara faktor ekstrinsik dan intrinsik penyakit adalah sebagai berikut. Proses terjadinya penyakit merupakan hasil interaksi antara:
- agen (faktor penyebab penyakit);
- manusia sebagai penjamu atau host; dan
- faktor lingkungan/environment yang mendukung.
Ketiganya dinamakan Trias Penyebab Penyakit. Dalam hal ini, host biasanya dikenal juga dengan faktor intrinsik, sedangkan faktor lingkungan termasuk ke dalam faktor ekstrinsik. Penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen penyebab penyakit dengan manusia yang rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan yang sesuai.

-->
Kira2 bisa mmbantu kalian mnjwab soal latian..
mf klo jawabnnya kurang ya..hahaha...

1. Sebutkan indikasi dari obat-obat berikut:
a. Bactroban
b. Metronidazole
c. Verapamil
d. Cardura
e. Aldomet
2. Cari mekanisme dari obat-obat berikut yang dapat menyebabkan penyakit di bawah ini.
a. Antikolinergik menyebabkan ileus meconium
b. Carbamazepin menyebabkan defek tuba neuralis
c. Warfarin menyebabkan Dandy-walker Syndrome
d. AINS menyebabkan PDA 

Jawab
1. Indikasi dari obat-obat berikut adalah
a. Bactroban (Mupirocin)
Indikasi : Dermatosis alergi dan inflamasi, psoriasis
b. Metronidazole
Indikasi :
ü Trikomoniasis, seperti vaginitis dan uretritis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
ü Amebiasis, seperti amebiasis intestinal dan amebiasis hepatic yang disebabkan oleh E. histolytica.
ü Sebagai obat pilihan untuk giardiasis.
c. Verapamil
Indikasi: Hipertensi, angina pektoris, takiaritmia supraventrikular.
d. Cardura
Indikasi: Nyeri otot, nyeri sendi, hipertensi, hiperplasia prostat jinak.
e. Aldomet
Indikasi: Hipertensi
2. Mekanisme obat yang menyebabkan penyakit, sebagai berikut.
a. Antikolinergik menyebabkan ileus meconium
Ileus meconium adalah obstruksi pada ileum terminal yang disebabkan oleh konsistensi mekonium yang abnormal dimana mekonium menjadi tebal, viscous, kering dan keras. Mekonium ini memiliki kadar air yang berkurang sebagai hasil dari penurunan aktivitas dari enzim pankreas dan perpanjangan waktu transit usus halus. Biasanya tampak pada neonatus dengan Cystic fibrosis (10-20%). Mekonium ileus meliputi lebih dari 33% dari obstruksi usus halus pada neonatus. Sekitar 50% dari kasus merupakan komplikasi dari malrotasi, atresia intestinal, atau perforasi.
Antikolinergik yang dimaksud dapat menyebabkan ileus meconium adalah zat-zat amonium kuartener seperti propantelin. Senyawa-senyawa ini mengandung atom N bervalensi 5, bersifat basa kuat dan terionisasi dengan baik sehingga suka melintasi membran sel. Oleh karena itu, reabsorpsinya dari usus buruk dan tidak dapat memasuki cairan cerebrospinal, maka tidak memiliki kerja sentral. Antikolinergik dapat mengakibatkan relaksasi otot GI halus dan volume berkurang dan keasaman sekresi GI. Penggunaanya untuk menekan peristaltik dan mengurangi sekresi getah lambung dalam sediaan tukak lambung-usus.
b. Carbamazepin menyebabkan defek tuba neuralis
Penyebab defek tuba neuralis belum diketahui pasti; beberapa faktor penyebab antara lain : radiasi, obat-obatan, malnutrisi, bahan-bahan kimia, genetik.
Defek tuba neuralis disebabkan oleh kurangnya asam folat pada minggu-minggu pertama kehamilan. Selain itu, carbamazepin juga berpotensi menyebabkan DTN. Antiepileptika dapat menyebabkan gangguan kongenital yang 2-3 kali lebih besar daripada keadaan normal, khususnya carbamazepin. Efek teratogen ini ditimbulkan oleh toksisitas langsung terhadap sel-sel janin dan juga karena defisiensi asam folat. Penyebabnya adalah karena di satu pihak, obat ini menghambat denga kuar resorpsi asam folat dan di lain pihak meningkatkan ekskresinya karena induksi di hati.
Jika carbamazepine digunakan selama kehamilan, atau jika pasien menjadi hamil saat menerima obat, pasien harus diberitahu tentang potensi bahaya pada janin. Tes untuk mendeteksi kelainan janin dengan menggunakan prosedur yang berlaku saat ini harus dipertimbangkan ke dalam bagian perawatan rutin pada wanita melahirkan anak yang menerima carbamazepine potensial.
c. Warfarin menyebabkan Dandy-Walker Syndrome
Warfarin umumnya dianggap kontraindikasi selama kehamilan, meskipun obat telah digunakan pada wanita hamil tertentu (misalnya, mereka yang mekanik katup jantung prostetik) dianggap beresiko tinggi untuk thrombosis. Potensi risiko terapi warfarin untuk janin termasuk pendarahan dan teratogenicity janin atau perdarahan intrauterin neonatal dan kematian telah terjadi, bahkan ketika dalam rentang terapeutik yang berlaku umum. Senyawa warfarin memiliki BM rendah, mudah menembus plasenta dan menimbulkan efek teratogenik dan efek janin yang cukup signifikan. Ditaksir bahwa satu dari enam kehamilan yang terpajan obat ini menyebabkan neonatus hidup cacat dan satu dari enam menyebabkan abortus atau lahir mati. Struktur hipoplasia hidung dan kelainan lainnya (misalnya, epiphyses dibintiki) konsisten dengan diagnosis punctata chondrodysplasia jarang terjadi pada anak-anak yang ibunya menerima warfarin selama trimester pertama kehamilan.Selama trimester kedua dan ketiga, cacat yang berkaitan dengan pajanan janin terhadap warfarin lebih besar kemungkinannya disebabkan oleh perdarahan dan jaringan parut yang dapat menyebabkan Dandy-Walker Syndrome, agenesis korpus kalosum, atrofi serebelum.
Dandy-walker syndrome adalah malformasi bawaan sejak lahir (kongenital) dari cerebellum (suatu bagian belakang otak yang mengendalikan gerak) dan daerah sekitarnya yang dipenuhi oleh cairan. Ciri utama dari sindrom ini adalah pembengkakan dari ventrikel keempat (channel kecil yang mengalirkan cairan dengan bebas antara bagian atas dan bawah dari otak dan spinal cord), tidak adanya sebagian atau seluruh cerebellar vermis (bagian antara kedua hemisphere cerebellar) dan pembentukan kista (cyst) di dekat bagian bawah tengkorak. Pembesaran ruang cairan disekitar otak dan meningkatnya tekanan dalam otak juga mungkin terjadi. Sindrom ini bisa muncul secara dramatis atau berkembang tanpa terdeteksi.
a. AINS menyebabkan PDA
Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated), atau disertai kelainan jantung lain.
Dengan dasar mekanisme kerja AINS yaitu menghambat sintesis prostaglandin, efek samping obat-obat antiinflamasi non-steroid kemungkinan lebih sering terjadi pada trimester akhir kehamilan. Dengan terhambatnya sintesis prostaglandin, pada janin akan terjadi penutupan duktus arteriosus Botalli yang terlalu dini, sehingga bayi yang dilahirkan akan menderita hipertensi pulmonal. Pemberian obat-obat tersebut selama kehamilan hendaknya atas indikasi yang ketat disertai beberapa pertimbangan pemilihan jenis obat. Pertimbangan ini misalnya dengan memilih obat yang mempunyai waktu paruh paling singkat, dengan risiko efek samping yang paling ringan.

Halooo...!!!
yang dsni.. yg dsna.. dimana aja..

Kenalin,,
Valentijn..
ni blog gue.. baru.. sbnrnya dlu dh pernah bikin blog,,cuman mgkin dah angus terbakar ato gimana,, ga gerti jg.. yg pasti gw lupa imel n pass na,, so ga tw kmana tu blog..hahaha..
Forget it..

OKe laH klo bgitu.. 

Sebenernya bingung jg nih mw posting apa di blog terbaru gue.. maklum.. i'm still newbie.
yaaa.. sekedar nyalurin bakat yg terpendam (*wkwkwkwk.. pa an sih,,gajebo).. dan skalian bikin2 artikel bwt dipajang di buletin OUR SPIRIT FARMASI, kan jadi anggota DMB (Departemen Minat Bakat) HIMAFARMA AVICENNA FMIPA UNLAM..
hahahha...

Untuk sementara... gw mo posting2 tugas dlu aja..baru ntar bertahap..
daripada ga ad postingan ni blog,,
hihihi..
cekidot ya gan!!




Saturday, May 8, 2010



Ada yang tau tentang Mapres?? 
All right.. Let’s talk about Mapres. Mapres merupakan singkatan dari Mahasiswa Berprestasi. Ini merupakan ajang tahunan dari Dikti dan biasanya diselenggarakan di setiap institusi atau universitas. Nah, untuk menjadi seorang Mapres, kudu ikut seleksi dulu guys. Seleksi dari tingkat prodi dahulu, klo menang lalu ikut seleksi di fakultas, dan klo menang lagi, baru deh ikut ajang di universitas. Pengen ikutan?? Eits..tunggu dlu.. Ada syarat-syarat yang kudu kalian penuhin, antara lain minimal semester 5, IPK > 3,0, membuat karya tulis ilmiah, porto folio, dan mengikuti tes-tes seperti TOEFL, presentase KTI, dan wawancara.

Nah, pada tanggal 17 April kemarin diadakan seleksi Mapres untuk tingkat Program Studi Farmasi. Sayang, dari sekian banyak mahasiswa (angkatan 2007, cz mereka semester 6) hanya 4 orang yang ikut seleksi, yaitu Dita Ayulia DS, Novia Valentina, Amanda Wulansari, dan Fauziah Safitri. Entah ada hubungannya dengan Bulan Kartini atau tidak, yang pasti tidak ada laki-laki yang ikut seleksi Mapres tahun ini. Wow!! Kemana tuh para lelaki? Hahaha.. Forget it.. Lanjuuut.. Dan yang beruntung mewakili prodi kita tercinta adalah temen kita Dita Ayulia DS. Selamat yaa Dit!
Nah, temen kita ini mewakili prodi untuk melaju ke tingkat fakultas. Dari hasil seleksi fakultas, yang menang mewakili FMIPA UNLAM di ajang universitas adalah sahabat kita yang menjadi ketua HIMAKOM 2010. Sayang, temen kita Dita ga menang yaa.. Tapi ga papa.. Kali aja kalian yang ikut taon depan lebih beruntung, who knows?? Hehehe..
So, bagi ade-ade yang punya cita2 nih jadi Mapres taon berikutnya, persiapin diri dari sekarang ya.
Oke??*Valent