Jawab
1. Indikasi dari obat-obat berikut adalah
a. Bactroban (Mupirocin)
Indikasi : Dermatosis alergi dan inflamasi, psoriasis
b. Metronidazole
Indikasi :
ü Trikomoniasis, seperti vaginitis dan uretritis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
ü Amebiasis, seperti amebiasis intestinal dan amebiasis hepatic yang disebabkan oleh E. histolytica.
ü Sebagai obat pilihan untuk giardiasis.
c. Verapamil
Indikasi: Hipertensi, angina pektoris, takiaritmia supraventrikular.
d. Cardura
Indikasi: Nyeri otot, nyeri sendi, hipertensi, hiperplasia prostat jinak.
e. Aldomet
Indikasi: Hipertensi
2. Mekanisme obat yang menyebabkan penyakit, sebagai berikut.
a. Antikolinergik menyebabkan ileus meconium
Ileus meconium adalah obstruksi pada ileum terminal yang disebabkan oleh konsistensi mekonium yang abnormal dimana mekonium menjadi tebal, viscous, kering dan keras. Mekonium ini memiliki kadar air yang berkurang sebagai hasil dari penurunan aktivitas dari enzim pankreas dan perpanjangan waktu transit usus halus. Biasanya tampak pada neonatus dengan Cystic fibrosis (10-20%). Mekonium ileus meliputi lebih dari 33% dari obstruksi usus halus pada neonatus. Sekitar 50% dari kasus merupakan komplikasi dari malrotasi, atresia intestinal, atau perforasi.
Antikolinergik yang dimaksud dapat menyebabkan ileus meconium adalah zat-zat amonium kuartener seperti propantelin. Senyawa-senyawa ini mengandung atom N bervalensi 5, bersifat basa kuat dan terionisasi dengan baik sehingga suka melintasi membran sel. Oleh karena itu, reabsorpsinya dari usus buruk dan tidak dapat memasuki cairan cerebrospinal, maka tidak memiliki kerja sentral. Antikolinergik dapat mengakibatkan relaksasi otot GI halus dan volume berkurang dan keasaman sekresi GI. Penggunaanya untuk menekan peristaltik dan mengurangi sekresi getah lambung dalam sediaan tukak lambung-usus.
b. Carbamazepin menyebabkan defek tuba neuralis
Penyebab defek tuba neuralis belum diketahui pasti; beberapa faktor penyebab antara lain : radiasi, obat-obatan, malnutrisi, bahan-bahan kimia, genetik.
Defek tuba neuralis disebabkan oleh kurangnya asam folat pada minggu-minggu pertama kehamilan. Selain itu, carbamazepin juga berpotensi menyebabkan DTN. Antiepileptika dapat menyebabkan gangguan kongenital yang 2-3 kali lebih besar daripada keadaan normal, khususnya carbamazepin. Efek teratogen ini ditimbulkan oleh toksisitas langsung terhadap sel-sel janin dan juga karena defisiensi asam folat. Penyebabnya adalah karena di satu pihak, obat ini menghambat denga kuar resorpsi asam folat dan di lain pihak meningkatkan ekskresinya karena induksi di hati.
Jika carbamazepine digunakan selama kehamilan, atau jika pasien menjadi hamil saat menerima obat, pasien harus diberitahu tentang potensi bahaya pada janin. Tes untuk mendeteksi kelainan janin dengan menggunakan prosedur yang berlaku saat ini harus dipertimbangkan ke dalam bagian perawatan rutin pada wanita melahirkan anak yang menerima carbamazepine potensial.
c. Warfarin menyebabkan Dandy-Walker Syndrome
Warfarin umumnya dianggap kontraindikasi selama kehamilan, meskipun obat telah digunakan pada wanita hamil tertentu (misalnya, mereka yang mekanik katup jantung prostetik) dianggap beresiko tinggi untuk thrombosis. Potensi risiko terapi warfarin untuk janin termasuk pendarahan dan teratogenicity janin atau perdarahan intrauterin neonatal dan kematian telah terjadi, bahkan ketika dalam rentang terapeutik yang berlaku umum. Senyawa warfarin memiliki BM rendah, mudah menembus plasenta dan menimbulkan efek teratogenik dan efek janin yang cukup signifikan. Ditaksir bahwa satu dari enam kehamilan yang terpajan obat ini menyebabkan neonatus hidup cacat dan satu dari enam menyebabkan abortus atau lahir mati. Struktur hipoplasia hidung dan kelainan lainnya (misalnya, epiphyses dibintiki) konsisten dengan diagnosis punctata chondrodysplasia jarang terjadi pada anak-anak yang ibunya menerima warfarin selama trimester pertama kehamilan.Selama trimester kedua dan ketiga, cacat yang berkaitan dengan pajanan janin terhadap warfarin lebih besar kemungkinannya disebabkan oleh perdarahan dan jaringan parut yang dapat menyebabkan Dandy-Walker Syndrome, agenesis korpus kalosum, atrofi serebelum.
Dandy-walker syndrome adalah malformasi bawaan sejak lahir (kongenital) dari cerebellum (suatu bagian belakang otak yang mengendalikan gerak) dan daerah sekitarnya yang dipenuhi oleh cairan. Ciri utama dari sindrom ini adalah pembengkakan dari ventrikel keempat (channel kecil yang mengalirkan cairan dengan bebas antara bagian atas dan bawah dari otak dan spinal cord), tidak adanya sebagian atau seluruh cerebellar vermis (bagian antara kedua hemisphere cerebellar) dan pembentukan kista (cyst) di dekat bagian bawah tengkorak. Pembesaran ruang cairan disekitar otak dan meningkatnya tekanan dalam otak juga mungkin terjadi. Sindrom ini bisa muncul secara dramatis atau berkembang tanpa terdeteksi.
a. AINS menyebabkan PDA
Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated), atau disertai kelainan jantung lain.
Dengan dasar mekanisme kerja AINS yaitu menghambat sintesis prostaglandin, efek samping obat-obat antiinflamasi non-steroid kemungkinan lebih sering terjadi pada trimester akhir kehamilan. Dengan terhambatnya sintesis prostaglandin, pada janin akan terjadi penutupan duktus arteriosus Botalli yang terlalu dini, sehingga bayi yang dilahirkan akan menderita hipertensi pulmonal. Pemberian obat-obat tersebut selama kehamilan hendaknya atas indikasi yang ketat disertai beberapa pertimbangan pemilihan jenis obat. Pertimbangan ini misalnya dengan memilih obat yang mempunyai waktu paruh paling singkat, dengan risiko efek samping yang paling ringan.