Penyakit adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan tubuh yang abnormal yang menyebabkan hilangnya kondisi normal yang sehat. Ditandai secara spesifik oleh gambaran yang jelas (sebab, tanda dan gejala, perubahan morfologi dan fungsi dsb). Abnormalitas dapat bentuknya atau fungsinya atu keduanya.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, lingkungan rekreasi, lingkungan kerja. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani. Masalah pemukiman sangat penting diperhatikan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, lingkungan rekreasi, lingkungan kerja. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani. Masalah pemukiman sangat penting diperhatikan.
Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur.
Perilaku pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul di masyarakat. Gizi masyarakat yang sering menjadi topik pembicaraan kita kekurangan karbohidrat, kekurangan protein, kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi. Ada yang kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga kualitas kurang (Kwashiorkor). Sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi terutama terdapat pada anak-anak.
Industrialisasi pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak dengan segera ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri merupakan salah satu contoh lingkungan kerja. Walaupun seorang karyawan hanya menggunakan sepertiga dari waktu hariannya untuk melakukan pekerjaan di lingkungan industri, tetapi pemaparan dirinya di lingkungan itu memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan morbiditas, disabilitas dan mortalitas.
Dari studi yang pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of Occupational Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat karyawan yang bekerja di lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan kanker. Lebih dari 20.000.000 karyawan yang bekerja di lingkungan industri setiap harinya menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai resiko untuk menimbulkan kanker, penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain. Paling sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang terinduksi oleh dampak negatif lingkungan industri dan 100.000 kematian karena sebab okupasional dilaporkan setiap tahun.
Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga manusia. Peristiwa ini mulai dikenal dengan penemuan mesin uap oleh James Waat. Fase industri ini menimbulkan dampak yang sangat menyolok selain kemakmuran yang diperoleh juga eksploitasi tenaga kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan, penyakit, wabah.
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas CO2 disebabkan gas beracun besar konsentrasinya di dalam atmosfir seperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat sistemik penyebab adalah timah hitam, cadmium, flour, dan insektisida.
Pengaruh air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit malaria karena udara jelek dan tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa menyebabkan penyakit malaria. Dipandang dari segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.
Penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua faktor, yaitu:
Yang nyata dan hidup
Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit, berupa bakteri, virus rickettsia, jamur, protozoa, cacing, dan sebagainya
Yang nyata tak hidup
Zat-zat kimia: racun, asam atau alkali kuat, logam, dan sebagainya.
Trauma (ruda paksa)
- Trauma elektrik: kena arus listrik
- Trauma mekanik: terpukul, tertabrak
- Trauma thermik: terbakar
Makanan: kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin, atau kekurangan makanan secara keseluruhan (kelaparan).
Yang abstrak
Bidang ekonomi: kemiskinan.
Bidang sosial: sifat antisosial. Sifat antisosial adalah sifat orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga seringkali melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat. Orang demikian biasanya dibenci masyarakat.
Bidang mental (kejiwaan): kesusahan, rasa cemas, dan rasa takut.
Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, lingkungan rekreasi, lingkungan kerja. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Habitus (perawakan) misalnya habitus asthenicus yaitu perawakan yang tinggi, kurus, dan berdada sempit dikatakan mudah terserang penyakit tuberculosa.
Penyakit-penyakit turunan, misalnya asthma, buta warna, haemophili.
Faktor usia: daya tahan tubuh pada bayi, anak-anak, orang dewasa, dan pada usia lanjut berbeda-beda.
Kaitan antara faktor ekstrinsik dan intrinsik penyakit adalah sebagai berikut. Proses terjadinya penyakit merupakan hasil interaksi antara:
- agen (faktor penyebab penyakit);
- manusia sebagai penjamu atau host; dan
- faktor lingkungan/environment yang mendukung.
Ketiganya dinamakan Trias Penyebab Penyakit. Dalam hal ini, host biasanya dikenal juga dengan faktor intrinsik, sedangkan faktor lingkungan termasuk ke dalam faktor ekstrinsik. Penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen penyebab penyakit dengan manusia yang rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan yang sesuai.
Perilaku pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul di masyarakat. Gizi masyarakat yang sering menjadi topik pembicaraan kita kekurangan karbohidrat, kekurangan protein, kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi. Ada yang kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga kualitas kurang (Kwashiorkor). Sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi terutama terdapat pada anak-anak.
Industrialisasi pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak dengan segera ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri merupakan salah satu contoh lingkungan kerja. Walaupun seorang karyawan hanya menggunakan sepertiga dari waktu hariannya untuk melakukan pekerjaan di lingkungan industri, tetapi pemaparan dirinya di lingkungan itu memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan morbiditas, disabilitas dan mortalitas.
Dari studi yang pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of Occupational Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat karyawan yang bekerja di lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan kanker. Lebih dari 20.000.000 karyawan yang bekerja di lingkungan industri setiap harinya menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai resiko untuk menimbulkan kanker, penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain. Paling sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang terinduksi oleh dampak negatif lingkungan industri dan 100.000 kematian karena sebab okupasional dilaporkan setiap tahun.
Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga manusia. Peristiwa ini mulai dikenal dengan penemuan mesin uap oleh James Waat. Fase industri ini menimbulkan dampak yang sangat menyolok selain kemakmuran yang diperoleh juga eksploitasi tenaga kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan, penyakit, wabah.
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas CO2 disebabkan gas beracun besar konsentrasinya di dalam atmosfir seperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat sistemik penyebab adalah timah hitam, cadmium, flour, dan insektisida.
Pengaruh air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit malaria karena udara jelek dan tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa menyebabkan penyakit malaria. Dipandang dari segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.
Penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua faktor, yaitu:
a. Faktor ekstrinsik
Yaitu penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat. Faktor-faktor ekstrinsik itu dapat berupa agen yang menular, trauma mekanis, zat-zat kimia yang beracun, radiasi, suhu yang ekstrem, masalah gizi dan ketegangan psikologis. Faktor ekstrinsik dapat dibagi 3 yaituYang nyata dan hidup
Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit, berupa bakteri, virus rickettsia, jamur, protozoa, cacing, dan sebagainya
Yang nyata tak hidup
Zat-zat kimia: racun, asam atau alkali kuat, logam, dan sebagainya.
Trauma (ruda paksa)
- Trauma elektrik: kena arus listrik
- Trauma mekanik: terpukul, tertabrak
- Trauma thermik: terbakar
Makanan: kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin, atau kekurangan makanan secara keseluruhan (kelaparan).
Yang abstrak
Bidang ekonomi: kemiskinan.
Bidang sosial: sifat antisosial. Sifat antisosial adalah sifat orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga seringkali melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat. Orang demikian biasanya dibenci masyarakat.
Bidang mental (kejiwaan): kesusahan, rasa cemas, dan rasa takut.
Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, lingkungan rekreasi, lingkungan kerja. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
b. Faktor intrinsik
Yaitu penyebab penyakit yang terdapat di dalam tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat, misalnya umur, jenis kelamin, kelainan-kelainan yang didapat dalam penyakit sebelumnya, keadaan genetik. Penyebab penyakit faktor intrinsik terdiri atas kompleks sifat seseorang yang dasarnya sudah ditentukan sejak lahir, yang memudahkan timbulnya penyakit-penyakit tertentu. Yang termasuk ke dalam faktor-faktor ini adalah sebagai berikut.Habitus (perawakan) misalnya habitus asthenicus yaitu perawakan yang tinggi, kurus, dan berdada sempit dikatakan mudah terserang penyakit tuberculosa.
Penyakit-penyakit turunan, misalnya asthma, buta warna, haemophili.
Faktor usia: daya tahan tubuh pada bayi, anak-anak, orang dewasa, dan pada usia lanjut berbeda-beda.
Kaitan antara faktor ekstrinsik dan intrinsik penyakit adalah sebagai berikut. Proses terjadinya penyakit merupakan hasil interaksi antara:
- agen (faktor penyebab penyakit);
- manusia sebagai penjamu atau host; dan
- faktor lingkungan/environment yang mendukung.
Ketiganya dinamakan Trias Penyebab Penyakit. Dalam hal ini, host biasanya dikenal juga dengan faktor intrinsik, sedangkan faktor lingkungan termasuk ke dalam faktor ekstrinsik. Penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen penyebab penyakit dengan manusia yang rentan dan didukung oleh keadaan lingkungan yang sesuai.